Girl in a Coma, Tidak Lagi Koma Tapi Bubar

Girl in a Coma, Tidak Lagi Koma Tapi Bubar – Setelah hampir dua dekade mengguncang kampung halamannya di San Antonio, dan lebih jauh menggebrak hingga dikenali di seantero dunia lewat piranti sosmed, tirai kini mesti ditarik pada Girl In A Coma. Ditarik, ditutup, kursi dilipat, sisa sampah di buang, pertunjukkan usai, girl band ini bubar. Trio punk rock yang semuanya wanita ini kata drummer Phanie Diaz kakak dari Nina Diaz yang berbagi kabar dalam posting Facebook nya “kelar”, bukankah sangat milenialis mengabarkan band bubar lewat Facebook?

Gimana nasib para penonton eh follower? Sejak awal tahun 2000-an, grup yang terdiri dari Phanie Diaz, saudara perempuannya, Nina Diaz (vokal, gitar) dan Jenn Alva (bass,) telah mengumpulkan sekian banyak follower. Band ini bahkan diculik oleh kawanannya Joan Jett ke Blackheart Records dan pernah tur barengan dengan Morrissey, Sia, Tegan dan Sara, The Pogues dan Amanda Palmer. Menunjukkan bahwa mereka bukan cabe rawit, pedas mendadak, hilang kemudian, mereka lombok! Lombok besar yang pedasnya lebih bijaksana dan tahan lama! Mestinya begitu.

Beberapa band lokal jarang membuat dampak sebagaimana Girl in a Coma. Dan apakah orang-orang di sini menyadarinya atau tidak, berurusan dengan klub minum, yang semuanya laki-laki yang merupakan pemandangan normal industri musik klabbing dikombinasikan dengan budaya macho, ini jelas masalah besar untuk musikus wanita yang pingin punya gigs sendiri, tapi para wanita muda berhasil mengatasinya, maka dari itu saat bubar pukulannya terasa banget.

Dari sejak tur dengan orang-orang seperti Morrissey, Tegan dan Sara, hingga membangun pengikut kultus besar seperti di seluruh AS dan luar negeri, Phanie Diaz, Nina Diaz dan Jenn Alva menerobos langit-langit rumah kaca tempat sebagian besar band seperti mereka kena bonsai jadi mengecil.

Tapi, kemudian Phanie merilis sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya yang menyatakan bahwa band itu secara resmi bubar. Nina pindah ke Los Angeles untuk fokus pada proyek solonya dan Phanie dan Jenn terus melakukan tur tanpa henti, perpecahan itu tampak alami, tetapi tidak pada akhirnya semua memang harus tahu kapan mesti berhenti.

“Jenn dan aku agak ingin memiliki pertunjukan terakhir untuk semacam penutupan pada [Girl in a Coma],” Kata Phanie. “Tapi Nina agak tidak siap untuk itu, dan dia punya pekerjaan di LA, jadi kami seperti ‘OK, well, jika kita tidak bisa bikin pertunjukan terakhir, Jenn dan aku pingin tutup, kami ambil sendiri, dan tidak cukup sebenarnya posisikan pernyataan ini sebagai pernyataan resmi kelompok, tetapi inilah perasaan kita masing-masing secara individu. ” Dia pun melanjutkan.

“Saya tahu sudah terlalu lama kita bersama, dan apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah band. Tetapi memposting pernyataan ini sangat emosional karena orang-orang menceritakan kisah mereka dan berbagi kenangan yang mereka miliki dengan band ini, saya ingat ada penonton yang datang lihat band kami bawa anak gadisnya yang berusia dua tahun, dan sekarang anak perempuannya sudah punya anak juga, dan saya merasa seperti “damn”. Saya hanya tidak ‘menyadari sudah berapa lama – kita baca cerita, bermain game agen bola dan lihat gambar penggemar kita, yang lebih muda diposting di Facebook.”

Nina pergi ke LA minggu lalu dan tidak bisa dihubungi, namun Phanie mengisyaratkan bahwa Nina bisa merilis video dengan penjelasannya sendiri kenapa dia keluar dari Girl in a Coma.

[wp_show_posts id=”12″]